Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Komponen Break Even Point (BEP) Mapel Prakarya kelas 11 SMA/MA

Materi Komponen Break Even Point (BEP) Mapel Prakarya kelas 11 SMA/MA - Halo adik adik apa kabar? semoga dalam keadaan sehat selalu, nah pada kesempatan yang baik ini kakak ingin menyampaikan jangan lupa untuk menggunakan masker, menjaga jarak dan tentunya mencuci tangan untuk menghindari penyebaran wabah virus corona. Oiya kali ini kakak ingin membagikan materi tentang Komponen Break Even Point (BEP) dari mata pelajaran Prakarya untuk adik adik kelas XI SMA/MA. Semoga dengan adanya materi ini bisa bermanfaat yah. Semangat!!

Materi Komponen Break Even Point (BEP) Mapel Prakarya kelas 11 SMA/MA
Materi Komponen Break Even Point (BEP) Mapel Prakarya kelas 11 SMA/MA

Modul ini sebagai pendamping buku teks pelajaran (BTP) atau buku sekolah elektronik (BSE) sebagai media pendukung bagi kalian dalam memahami materi tentang perhitungan Break Even Point (BEP) usaha makan internasional. 

Sering pula disebut sebagai BEP adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan memiliki nilai yang sama dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi. 

Dapat dikatakan, titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama dengan jumlah keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba akan bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal. 

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. 

Dalam mempelajari modul ini kalian harus membaca modul ini dengan cermat. melalui kegiatan membaca dan mempelajari materi, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal sebagai alat evaluasi disertai refleksi. 

Semoga modul ini bermanfaat, kalian dapat mengerti dan memahami isi modul serta menerapkannya. 

Istilah

  • Break Event Point (BEP) : suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
  • Fixed Cost : biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berubah.
  • Konversi : pengalihan/pergantian 
  • Selling Price : harga jual per unit barang yang telah diproduksi.   
  • Taksiran : perkiraan 
  • Variable Cost : biaya yang berubah-ubah sebanding dengan volume atau jumlah produk yang dihasilkan. 

A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan dapat: 
  1. Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP) 
  2. Menghitung taksiran harga jual 

B. Uraian Materi 

1. Komponen BEP 

Agar dapat menghitung berapa besar titik impas BEP dibutuhkan beberapa komponen. Terdapat 3 komponen BEP , yaitu: 

Biaya Tetap (Fixed Cost)  
Biaya yang bersifat statis (tetap) pada kapasitas tertentu. Artinya, biaya ini tidak berubah jika barang yang diproduksi mengalami perubahan dalam kapasitas tertentu. 
Contoh:  
Biaya penyusutan, biaya sewa gedung, dan gaji karyawan.

Harga Jual (Selling Price) 
Biaya yang bersifat dinamis mengikuti jumlah barang diproduksi. 
Semakin banyak kapasitas produksi maka biaya variabel juga akan meningkat.
Contoh: 
Biaya bahan baku, biaya listrik.

Biaya Variabel (Variable Cost)
Satuan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap dijual oleh perusahaan dengan sudah memperhitungkan berapa harga yang bisa ditentukan dengan target mendapatkan keuntungan. 

Penentuan harga jual produk dapat dilakukan dengan menghitung harga pokok dan perkiraan keuntungan terlebih dahulu. Berikut penjelasannya: 

1). Harga Pokok 

Penentuan penghitungan harga pokok menggunakan rumus sebagai berikut: 

Harga Pokok = VC + FC/TS 

Keterangan : 
VC = Variable Cost (Biaya Variabel) 
FC = Fxed Cost (Biaya Tetap) TS = Total Sales (Total Penjualan) Contoh 1 : 

Sebuah perusahaan makanan memproduksi dengan biaya variabel sebesar Rp.1.000/bungkus dan biaya tetap sebesar Rp.50.000.000. Jika penjualan nugget sebesar 10.000 bungkus, tentukan harga pokok produksi nugget tersebut! 
Jawab: 
Harga Pokok = Rp. 1.000,00 + Rp.50.000.000/Rp.10.000 
        = Rp.1.000,00 + Rp.5.000  = Rp.6.000/bungkus 
 

2). Perkiraan Keuntungan 

Berdasarkan contoh 1, jika perusahaan menghendaki laba usaha/keuntungan sebesar 20%, maka perhitungan harga jualnya adalah sebagai berikut: 
 
Harga Jual = Hp / (1 – Laba yang diinginkan) 

Jawab: 
Harga Jual = Rp. 6.000/(1-0,2) 
= Rp. 6.000/0,8 
= Rp. 7.500 
 
Dari penghitungan harga pokok dan taksiran keuntungan 20%, dapat ditentukan harga jual per bungkus nugget yaitu sebesar Rp. 7.500. 

Dengan demikian dapat disimpulkan perkiraan keuntungan per bungkus adalah harga jual-harga pokok = Rp. 7.500-Rp. 6.000 = Rp.1.500 
Keuntungan per produksi adalah laba/bungkus x total produksi = Rp. 1.500 x 10.000 bungkus = Rp. 15.000.000. 
 

C. Rangkuman 

Komponen BEP terdiri dari 3 yaitu: 
  1. Fixed Cost (Biaya Tetap), Biaya yang bersifat statis (tetap) pada kapasitas tertentu. Artinya, biaya ini tidak berubah jika barang yang diproduksi mengalami perubahan dalam kapasitas tertentu. 
  2. Variable Cost (Biaya Tidak Tetap), Biaya yang bersifat dinamis mengikuti jumlah barang diproduksi. 
  3. Taksiran Harga Jual. Satuan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap dijual oleh perusahaan dengan sudah memperhitungkan berapa harga yang bisa ditentukan dengan target mendapatkan keuntungan. 

D. Latihan Soal 

Yuk cek penguasaanmu terhadap kegiatan pembelajaran 2 tentang komponen Break Even Point (BEP). Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasai materi tersebut di atas, maka kerjakan soal berikut secara mandiri di buku tulis kalian masing-masing.  
 
Jawablah pertanyan di bawah ini dengan benar! 
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Fixed Cost! 
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Variable Cost! 
3. Tuliskan rumus dari biaya total (Total Cost)! 
4. Sebuah perusahaan makanan memproduksi dengan biaya variabel sebesar Rp.2.000/bungkus dan biaya tetap sebesar Rp.60.000.000. Jika penjualan sosis sebesar 20.000 bungkus, tentukan harga pokok produksi sosis tersebut! 
5. Berdasarkan contoh no.4, maka jika perusahaan menghendaki laba usaha/keuntungan sebesar 20%, berapakah perhitungan harga jualnya? 

KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 

1. Biaya yang bersifat statis (tetap) pada kapasitas tertentu. Artinya, biaya ini tidak berubah jika barang yang diproduksi mengalami perubahan dalam kapasitas tertentu. 
 
2. Biaya yang bersifat dinamis mengikuti jumlah barang diproduksi. Semakin banyak kapasitas produksi maka biaya variabel juga akan meningkat. 
 
3. TC = TFC + TVC Keterangan: 
TC = Biaya Total 
TFC = Biaya Tetap 
TVC = Biaya Tidak Tetap 
 
4. Harga Pokok  = Rp. 2.000,00 + Rp.60.000.000/Rp.10.000 
      = Rp.2.000,00 + Rp.6.000 
        = Rp.8.000/bungkus 
 
5. Jawab: Harga Jual = Rp. 8.000/(1-0,2) 
= Rp. 8.000/0,8 
= Rp. 10.000 
Dari penghitungan harga pokok dan taksiran keuntungan 20%, dapat ditentukan harga jual per bungkus sosis yaitu sebesar Rp. 10.000 
Dengan demikian dapat disimpulkan perkiraan keuntungan per bungkus adalah harga jual-harga pokok = Rp. 10.000 - Rp. 8.000 = Rp.2.000 
Keuntungan per produksi adalah laba/bungkus x total produksi = Rp. 2.000 x 20.000 bungkus = Rp. 40.000.000. 
 

E. Penilaian Diri 

Berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. 


Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak". 

Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Komponen Break Even Point (BEP) Mapel Prakarya kelas 11 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!! 

#
Komponen Break Even Point (BEP) File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh www.rumpunnews.com

    Pencarian yang paling banyak dicari
    • komponen bep
    • bep unit adalah
    • contoh break even point dalam kewirausahaan
    • bep rupiah adalah
    • contoh soal break even point dan penyelesaiannya
    • contoh bep
    • cara menghitung titik impas
    • analisis impas