Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Inflasi Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA

Materi Inflasi Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA - Hai adik adik apa kabar? semoga dalam keadaan sehat saja ya, masih bersama kakak rumpunnews, kali ini kakak ingin membagikan materi mengenai Inflasi yang di susun dari mata pelajaran Ekonomi untuk adik adik kelas XI SMA/MA, materi ini juga sudah dilengkapi dengan latihan soal serta kunci jawaban. Semoga bisa bermanfaat yah. Semangat!!

Materi Inflasi Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA
Materi Inflasi Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA

Anak-anak perhatikan kedua  gambar di atas! Gambar yang sisi sebelah kiri menunjukkan seseorang yang sedang mengamati pergerakan harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (IDX), sementara gambar di sebelahnya menunjukkan seseorang yang sedang memegang beberapa lembar uang kertas dengan nilai nominal yang sangat tinggi, akan tetapi hanya bisa digunakan untuk membeli sepotong kue. Melihat kedua gambar tersebut apa yang anak-anak pikirkan? 

Ya benar, dari kedua gambar tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan harga barang dan jasa setiap saat. Dan pemerintah tentu selalu berupaya untuk menjaga kondisi harga tetap stabil dan menjaga inflasi dalam batas yang terkendali (di bawah 1 digit). Inflasi yang tak terkendali akan mengakibatkan harga barang melambung tinggi seperti halnya tampak pada gambar sisi kanan dimana uang ratusan juta dollar Simbabwe hanya mampu membeli sepotong kue. 


Untuk mengukur laju inflasi diukur dari hasil pencatatan harga komoditas di berbagai kota di Indonesia. Tugas ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Perhitungan dilakukan setiap bulan dengan menggunakan indeks harga.  

Istilah
  • Angka Indeks: suatu angka relative yang dinyatakan dalam persentase dan biasanya untuk kesederhanaan lambang persentasenya dihilangkan. 
  • Cost Push Inflation: inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan.  
  • Demand  Pull Inflation: inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa. 
  • Demand Of Money: sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. 
  • Indek Harga: angka yang diharapkan dapat dipakai untuk memperlihatkan perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan. 
  • Indeks Harga Konsumen (IHK): indeks harga yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga.  
  • Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB): harga indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah. 
  • Indeks Harga Produsen (IHP): indeks harga yang menggambarkan tingkat perubahan harga di tingkat produsen.  
  • indeks harga saham gabungan (IHSG): indeks semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. 
  • Indeks Harga Saham Individu (IHSI): indeks harga masing-masing saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 
  • Indeks Harga Saham: indeks harga yang mengukur perubahan harga saham di pasar modal. 
  • Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib): indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.  
  • Indeks Harga Yang Diterima (It): indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima petani, atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.  
  • Indeks Irving Fisher: angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche. 
  • Indeks Laspeyres: indeks harga tertimbang dengan kuantitas barang pada tahun dasar (Qo) sebagai faktor penimbangnya 
  • Indeks Marshal: angka indeks dihitung dengan cara menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n, kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga pada tahun n. 
  • Indeks Paasche: indeks harga tertimbang dengan kuantitas barang pada tahun yang diukur (Qn) sebagai faktor penimbangnya.   
  • Indeks Rantai: perhitungan angka indeks dengan menggunakan tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.  
  • Inflasi Berat: inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang). 
  • Inflasi cepat (galloping inflation): inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun 
  • Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation): inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran deficit. 
  • Inflasi dari luar negeri (imported inflation): inflasi terjadi karena suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi. 
  • Inflasi lunak (wild inflation): inflasi yang kecepatannya kurang dari 5% per tahun. inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi: adalah inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun. 
  • Inflasi ringan: inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan  perekonomian  suatu negara  dan  masih  dapat  dengan  mudah  untuk dikendalikan). 
  • Inflasi sangat berat atau hiperinflasi: inflasi diatas 100% per tahun (mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi). 
  • Inflasi sedang: inflasi antara 10% – 30% per tahun (belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap). 
  • Inflasi: suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. 
  • Kebijakan cadangan kas di bank (cash ratio policy): kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan menaikkan atau menurunkan jumlah cadangan  kas minimum yang ada di bank.  
  • Kebijakan Diskonto (discount policy): kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan mengubah (menaikkan atau menurunkan) tingkat suku bunga bank umum.  
  • Kebijakan dorongan moral (moral suasion): suatu kebijakan dimana bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan kepada bank umum dan pelaku moneter lainnya. lsinya dapat berupa ajakan ataupun larangan untuk menahan atau melepaskan pinjaman dan tabungan. 
  • Kebijakan Fiskal: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran negara. 
  • Kebijakan Kredit Selektif: kebijakan dapat diambil oleh bank sentral pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. Kebijakan ini dilakukan dengan memperketat syarat-syarat pemberian kredit kepada masyarakat atau yang sering disebut dengan syarat 5C (Character, Capacity, Collateral, Capital dan Condition). 
  • Kebijakan Moneter: tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. 
  • Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (open market policy): salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga seperti SBI. 
  • Kompetensi Dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran. 
  • Materi Pembelajaran: bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai Kompetensi Dasar. 
  • Nilai Tukar Petani (NTP): angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.  
  • Silabus Pembelajaran: susunan teratur materi pembelajaran mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu. 
  • Supply Of Money: sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat memengaruhi tingkat harga, tingkat bunga, dan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kenaikan penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan.  

A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan siswa mampu menganalisis inflasi dan menyajikan hasil analisis inflasi untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari secara cermat dan bertanggung jawab. 

B. Uraian Materi 

1.  Pengertian Inflasi dan Laju Inflasi 

Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, dimana sebagian besar dari harga-harga tersebut meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi.  
 
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagaiberikut. 



Contoh: 
Indeks harga pada bulan Juli 2015 sebesar 110 dan indeks harga pada bulan Agustus 2015 sebesar 112, maka laju inflasi pada bulan Agustus 2015 dapat dihitung sebagai berikut: 
 
Laju Inflasi bulan Agustus 2015=   x 100% = 1,82% 

2. Jenis Inflasi 

Penggolongan inflasidapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranyasebagaiberikut. 

a.  Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3: 
  1. inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5% per tahun. 
  2. inflasi cepat (galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun 
  3. inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun. 
b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi: 
  1. inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan). 
  2. inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10%–30% per tahun (belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap). 
  3. inflasi berat, yaitu inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang). 
  4. inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi diatas 100% per tahun (mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi). 

c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi: 
  1. inflasi dari dalam negeri (domestic inflation), artinya inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran defisit, 
  2. inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi terjadi karena suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi. 
3. Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi 

Inflasi yang terjadi dalam suatu negara akan sangat merugikan masyarakat atau konsumen, karena keadaan harga barang dan jasa selalu mengalami kenaikan.  Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, akan tetapi secara garis besar timbulnya ainflasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini: 
 
a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran (Demand  pull inflation) dimana inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa. 
 
Grafiknya: 
 Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa: permintaan suatu barang mengalami kenaikan dari OQ ke OQ1, sehingga harga barang juga naik dari OP ke OP1 dan kurva permintaan bergeser dari DD ke D1D1. 
b. Kenaikan biaya produksi (Cost push inflation) dimana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan.  
 
Hal ini dapat digambarkan pada kurva di bawah ini! 
 
Dari gambar di atas diketahui, bahwa semula harga barang setinggi OP dan jumlah barang di pasaran sebesar OQ, kemudian karena adanya kenaikan biaya produksi, maka harga barang naik menjadi OP1 dan jumlah barang yang diminta turun menjadi OQ1, sehingga kurva penawaran bergeser dari SS ke S1S1. 
 
c. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (Money in circulation), artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang. 
 
d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran artinya jumlah barang yang ada dipasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya sedikit sedang permintaan akan barang tersebut banyak sehingga harga barang naik. 
 
e. Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar negeriI, sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga. 
 
f. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation), artinya Meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadi deficit anggaran 
 
Sumber: Nota Keuangan 2014 

4. Dampak  Inflasi 
Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut: 
  • Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya minat menabung. 
  • Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang karena harga barang mengalami kenaikan. 
  • Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga. 
  • Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang dari pada menyimpan uang. 
  • Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang. 
Inflasi juga memengaruhi masyarakat, baik yang berpenghasilan tetap atau tidak tetap. 
Adapun dampak inflasi terhadap penghasilan masyarakat adalah sebagai berikut. 
  • Dalam masa inflasi, nilai harta tetap mengalami kenaikan harga melebihi kenaikan inflasi. Pendapatan riil penduduk berpenghasilan tidak tetap mengalami penurunan atau merosot. Dengan demikian inflasi akan memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di antara anggotamasyarakat. 
  • Inflasi merugikan masyarakat yang berpendapatan tetap, karena upah/gaji yang diperoleh tidak dapat mengikuti/menyesuaikan kenaikan harga, sehingga semakin berat dirasakan oleh masyarakat. 
  • Inflasi menyebabkan orang-orang enggan untuk menabung dan mendorong untuk mencari pinjaman dalam rangkamenyesuaikan pendapatan. Hal ini akan Menghambat perkembangan dunia usaha
Sumber: Warta IHK BPS Juni 2015 
 
Sedangkan Pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan inflasi dapat dikemukakan sebagai berikut: 
 
Pihak yang Untung
  1. Eksportir atau Penjual
  2. Debitur / pihak yang memiliki utang
  3. Speklulan / berani berspekulasi
  4. Berpenghasilan tinggi/besar
Pihak yang Rugi 
  1. Importir atau pembeli 
  2. Kreditur / pihak yang memiliki piutang 
  3. Berpenghasilan tetap 
  4. Berpenghasilan rendah / miskin 
5. Cara-cara Mengatasi Inflasi 

Pemerintah dalam mengendalikan inflasi (kenaikan harga), menempuh beberapa cara baik melalui kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun kebijakan non moneter dan non fiskal, yang semuanya bertujuan untuk dapat menstabilkan keadaan perekonomian di Indonesia secara umum. 

a. Kebijakan Moneter 

Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter yiatu kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka mencapai kestabilan ekonomi. Kebijakan moneter dalam rangka untuk mengatasi inflasi adalah dengan mengurangi atau mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut. 

1) Politik Diskonto (discount policy)  

Bank sentral dapat menjalankan pengaruhnya atas jumlah uang yang beredar dengan jalan menaikkan atau menurunkan suku bunga (diskonto). Dengan menaikkan suku bunga, maka dapat mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya jika suku bunga turun dapat menambah jumlah uang yang beredar.  

2) Politik PasarTerbuka (open market policy) 

Dengan politik pasar terbuka bank sentral secara aktif akan membeli atau menjual surat berharga dengan tingkat suku bunga tertentu. Jika bank sentral membeli surat berharga, maka akan memberi pengaruh untuk menambah jumlah peredaran uang. Sebaliknya jika bank sentral menjualnya, maka uang banyak yang ditarik dari peredaran.  

3) Politik Cadangan Kas (cash ratio policy) 

Bank sentral dapat menentukan jumlah cadangan kas minimum yang harus ada dibank-bank umum, dengan tujuan agar kredit yang diberikan kepada masyarakat dapat dikendalikan, sehingga dapat memengaruhi jumlah uang beredar.  

4) Kebijakan kredit selektif 
  

Kebijakan ini dapat diambil oleh bank sentral pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. Kebijakan ini dilakukan dengan memperketat syarat-syarat pemberian kredit kepada masyarakat atau yang sering disebut dengan syarat 5C (Character, Capacity, Collateral, Capital dan Condition). 

5) Kebijakan dorongan moral (moral suasion).  

Bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan 
edaran yang ditujukan kepada bank umum dan pelaku moneter lainnya. lsinya dapat berupa ajakan ataupun larangan untuk menahan atau melepaskan pinjaman dan tabungan. 

b. Kebijakan Fiskal 

Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Kebijakan fiskal yang ditempuh untuk mengatasi inflasi di antaranya sebagai berikut. 
 
Terdapat tiga instrumen kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah, yaitu: 

1) Sistem perpajakan.  


Dengan menaikkan tarif pajak, pemerintah bermaksud memperkuat kas pemerintah dan dapat memperbesar pengeluaran yang bersifat umum. Sebaliknya pemerintah juga bisa mengurangi tarif pajak, dimana pemerintah berrmaksud memberi kesempatan perusahaan berinvestasi sekaligus meningkatkan konsumsi. 
 
2) Politik anggaran.  
  
 
Pemerintah dapat menjalankan politik anggaran baik anggaran berimbang maupun anggaran tidak berimbang. Jika pemerintah menempuh anggaran berimbang, sisi pengeluaran dalam APBN direncanakan sama dengan sisi penerimaan. Tidak ada petunjuk dalam kondisi ekonomi seperti apa politik anggaran berimbang ditempuh oleh pemerintah. Namun bila pemerintah memilih anggaran berimbang, terdapat dua hal yang paling pokok yang ingin dicapai yaitu peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.  

Sedangkan aggaran tidak berimbang dapat dibagi lagi atas anggaran defisit dan anggaran surplus. Anggaran defisit adalah anggaran yang lebih besar sisi pengeluaran dari pada sisi penerimaan, dan anggaran defisit ini dipilih jika pemerintah ingin mengejar pertumbuhan ekonomi. Anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit dimana sisi penerimaan lebih besar dari pada sisi pengeluaran. Anggraan surplus dilakukan pemerintah untuk menekan laju inflasi di masyarakat karena kelebihan jumlah uang yang beredar. 
 
3) Pinjaman Pemerintah 
 
 
Dalam kondisi tertentu terutama pemerintah mengutamakan mengejar tingkat pertumbuhan perekonomian maka pemerintah dapat melakukan pinjaman pemerintah dengan menjual Surat Utang Negara (SUN). Kebijakan ini diambil dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan sekaligus bisa menekan laju inflasi di masyarakat. 
 
c. Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal 

Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal artinya kebijakan untuk mengatasi inflasi dengan tidak memengaruhi jumlah uang yang beredar maupun pendapatan dan pengeluaran negara. Bentuk kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut: 
  1. Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran. 
  2. Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi. 
  3. Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan   kebijakan harga maksimum. 

C. Rangkuman 

1. Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik.  
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut. 


2. Penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, diantaranya sebagai berikut. 
a. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3: 
1) inflasi lunak (wild inflation) 
2) inflasi cepat (galloping inflation) 
3) inflasi meroket (sky rocketing inflation) 
 
b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi: 
1) inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun 
2) inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10% – 30% per tahun  
3) inflasi berat, yaitu inflasi antara 30% –100% per tahun 
4) inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi di atas 100% per tahun  
 
c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi: 
1) inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) 
2) inflasi dari luar negeri (imported inflation) 
 
3. Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi 
a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran (Demand pull inflation)  
b. Kenaikan biaya produksi (Cost push inflation)  
c. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (Money in circulation),  
d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran  
 
4. Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut: 
a. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara 
b. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang karena harga barang mengalami kenaikan. 
c. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi 
d. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang dari pada menyimpan uang. 
e. Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang. 
 
5. Inflasi juga memengaruhi masyarakat, baik yang berpenghasilan tetap atau tidak tetap. Adapun dampak inflasi terhadap penghasilan masyarakat adalah sebagai berikut. 
1. Memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di antara anggotamasyarakat. 
2. Inflasi merugikan masyarakat yang berpendapatan tetap 
3. Menghambat perkembangan dunia usaha. 
 
6. Sedangkan Pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan inflasi dapat dikemukakan sebagai berikut: 
 
Pihak yang Untung
1. Eksportir atau Penjual
2. Debitur / pihak yang memiliki utang
3. Speklulan / berani berspekulasi
4. Berpenghasilan tinggi / besar

Pihak yang Rugi 
1.  Importir atau pembeli 
2.  Kreditur / pihak yang memiliki piutang 
3. Berpenghasilan tetap  
4.  Berpenghasilan rendah / miskin 


7. Cara-cara Mengatasi Inflasi 
a. Kebijakan Moneter 
1) Politik Diskonto (discount policy)  
2) Politik PasarTerbuka (open market policy) 
3) Politik Cadangan Kas (cash ratio policy) 
4) Kebijakan kredit selektif 
5) Kebijakan dorongan moral (moral suasion).  

b. Kebijakan Fiskal 
1) Sistem perpajakan.  
2) Politik anggaran.  
3) Pinjaman pemerintah 
 
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal 
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran. 
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi. 
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan   kebijakan harga maksimum. 

D.  Penugasan Mandiri  

Sebagai bentuk penguatan terhadap materi pada kegiatan belajar 2, maka kami akan memberikan tugas mandiri untuk kalian kerjakan. 

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inflasi! 
2. Tuliskan rumus untuk menghitung laju inflasi! 
3. Jelaskan jenis-jenis inflasi! 
4. Jelaskan sebab-sebab timbulnya inflasi! 
5. Jelaskan dampak yang ditimbulkan inflasi! 
6. Jelaskan kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi! 

E. Latihan Soal  

Kegiatan pembejaran 2 sudah selesai kalian bahas, untuk memastikan kalian sudah menguasai materi tentang inflasi, silakan kalian mengerjakan soal latihan di bawah ini! 
 
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 
 
1. Perhatikan kuva berikut: 
 
Berdasarkan kurva di atas telah terjadi kenaikan harga (inflasi) dari P ke P1 yang disebabkan oleh .... 
A. cost pull inflation   
B. demand pull inflation 
C. pencetakan uang baru oleh pemerintah   
D. perubahan selera masyarakat 
E. kenaikan biaya produksi 

2. Perhatikan kurva berikut: 
Berdasarkan kurva di atas diketahui bahwa kurva D bergeser ke D1 dan kurva S bergeser ke S1. Maka dapat disimpulkan bahwa .... 
A. Telah terjadi inflasi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah permintaan 
B.  terjadi inflasi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penawaran 
C. Tidak terjadi inflasi karena jumlah permintaan diimbangi dengan jumlah penawaran 
D. Tidak terjadi inflasi karena jumlah permintaan yang menurun 
E. Tidak terjadi inflasi karena jumlah penawaran yang menurun 

 
3. Berikut yang bukan merupakan dampak negatif dari inflasi adalah .... 
A. Bagi masyarakat berpenghasilan tetap inflasi akan sangat merugikan karena menurunya nilai uang 
B. Menurunkan nilai ekspor karena harga barang ekspor menjadi lebih mahal di luar negeri 
C. Minat orang untuk menabung semakin menurun 
D. Mempersulit dalam menghitung harga pokok suatu produk 
E. Menurunkan harga-harga sehingga konsumsi masyarakat bisa meningkat 
 
4. Berikut adalah cara mengatasi inflasi: 
  • Meningkatkan jumlah produksi 
  • Kebijakan harga (harga maksimum dan minimum) 
  • Kebijakan upah 
Cara mengatasi inflasi di atas termasuk dalam kebijakan .... 
A. moneter  
B. Bank Indonesia 
C. fiskal  
D. pemerintah melalui APBN 
E. nonmoneter dan nonfiskal 
 
5. Berikut adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat: 
  • Menurunkan jumlah produksi 
  • Menurunkan upah pekerja 
  • Menambah pengeluaran pemerintah 
  • Kebijakan uang longgar (easy money policy) 
Kebijakan tersebut tepat untuk mengatasi .... 
A. inflasi ringan         
B. deflasi            
C. inflasi sedang       
D. hyper inflation            
E. inflasi berat 

Kunci Jawaban 

1. B
Kenaikan harga (inflasi) karena bergesernya kurva permintaan ke kanan dinamakan demand pull inflation 


2. C 
Kurva D bergeser ke D1 dan kurva S bergeser ke S1 tidak terjadi inflasi karena jumlah permintaan bertambah diimbangi dengan bertambah jumlah penawaran 

3. E
Dampak negatif dari inflasi  
  • Bagi masyarakat berpenghasilan tetap inflasi akan sangat merugikan karena menurunya nilai uang 
  • Menurunkan nilai ekspor karena harga barang ekspor menjadi lebih mahal di luar negeri 
  • Minat orang untuk menabung semakin menurun 
  • Mempersulit dalam menghitung harga pokok suatu produk 
4. E
Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan nonmoneter dan nonfiskal 
  • Meningkatkan jumlah produksi 
  • Kebijakan harga (harga maksimum dan minimum) 
  • Kebijakan upah 
5. B
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi deflasi  
  • Menurunkan jumlah produksi 
  • Menurunkan upah pekerja 
  • Menambah pengeluaran pemerintah 
  • Kebijakan uang longgar (easy money policy) 

F. Penilaian Diri 

Tabel Penilaian Diri Penguasaan Materi Inflasi 


Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Inflasi Mapel Ekonomi kelas 11 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!! 

#
Inflasi File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh www.rumpunnews.com

    Pencarian yang paling banyak dicari
    • teori inflasi pdf
    • teori inflasi
    • macam macam inflasi
    • teori inflasi menurut para ahli
    • makalah inflasi
    • inflasi merayap
    • inflasi makroekonomi
    • contoh soal inflasi